Wednesday, July 13, 2011

Fase Selanjutnya

Sesuai janji saya pada posting sebelumnya yang berjudul Fase, saya kembali mengalami sebuah tahap yang mungkin ini bisa saya sebut sebagai fase kelanjutan dari beberapa tahap yang pernah saya lalui. Setelah beberapa bulan kamera saya nganggur, akhirnya si kamera kembali merasa dibutuhkan... :D

Saat itu saya sedang duduk asik dengan teman-teman yang lagi dikejar deadline tugas akhirnya, pesen kopi segelas, ngobrol bisa sampai 3 jam lebih. Kebetulan Nandi bawa dua edisi majalah fotografi yang katanya paling murah diantara majalah-majalah sejenis lainnya. Sambil asik ngobrol, saya menemukan rubrik tips and trick di dalam majalah itu yang mudah sekali ditiru, dengan modal sedikit, bisa menghasilkan sebuah studio sendiri!

Dengan peralatan yang mudah dicari, saya mulai merangkai studio saya itu. Peralatan yang dibutuhkan sederhana saja, studio itu sendiri terbuat dari kardus bekas yang dipotong sisi sampingnya untuk ditempel dengan kertas karton. Kertas karton yang ditempel disamping maksudnya sebagai diffuser supaya cahaya yang masuk nggak terlalu keras. Bagian dalam kardus ditempel juga dengan karton dan dibiarkan menjuntai dari atas sampai alas, jangan sampai ada lipatan di bagian belakang dalam dan alasnya supaya nanti tidak terlihat kerutan dimensi kardus itu. Kertas karton yang saya pakai berwarna putih, tapi sebenarnya tergantung kebutuhan juga, kalau anda ingin "backdrop" berwarna gelap juga sah-sah aja.

Selesai dengan kardus, sebenarnya studio anda sudah siap, tapi saya sengaja membuat lampu belajar portabel dengan sambungan kabel dan lampu neon. Lampu ini akan lebih mudah dipindahkan jika ternyata anda punya lampu belajar yang cukup besar sehingga sulit untuk dipindah-pindahkan. Selain lampu belajar, diperlukan juga satu atau dua buah flash eksternal dengan trigger. Coba kontak teman anda yang punya, saya juga pinjam kok. ;p Nantinya, flash ini diletakkan diluar kardus di sebelah kiri atau kanan, peletakkan flash sangat tergantung keinginan anda. Dengan cara ini juga saya belajar bagaimana efek-efek dari cahaya yang disemburkan flash eksternal. Lampu belajar buatan tadi diperlukan sebagai cahaya fill in, untuk mempertegas bagian yang gelap karena ditembakkan lampu flash dari arah yang berlawanan. Pengalaman membantu Laxter dalam beberapa sesi pemotretan sangat membantu saya dalam memahami pencahayaan yang enak dilihat.

Objek telah siap di dalam studio, saya butuh waktu sekitar 30 menit untuk membiasakan tangan dengan kamera, maklum sudah berbulan-bulan di dalam tas. Perlu diingat bahwa jarang foto yang bagus dapat diciptakan dalam sekali jepret, pengulangan diperlukan untuk mencari sudut yang enak, serta arah pencahayaan yang baik. Berikut saya sertakan foto-foto eksplorasi studio mini saya.

Peralatan yang dibutuhkan: kardus bekas, karton, kabel dan lampu neon (optional), wireless trigger, flash eksternal, dan objek pemotretan.





Juga saya bagikan beberapa hasil jepretan menggunakan studio mini tersebut