Thursday, September 1, 2011

Dari Bali Sampai Gili

Sebelumnya, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi yang merayakan. Libur Lebaran kemarin saya habiskan dengan perjalanan bersama keluarga menuju ke Bali dan Lombok. Siapa yang tak kenal Bali, dari bandara yang sempit, hingga macetnya kawasan Pantai Kuta. Tujuan utama liburan saya sebenarnya adalah ke Lombok, sebuah pulau yang belum pernah saya injak sebelumnya.

Saya sempat bermalam di Bali sebelum berangkat menuju Lombok, jalan-jalan di sepanjang jalan Legian, beruntung ada agen travel yg menyediakan layananan antar dari Bali sampai ke Lombok. Tepatnya di Jl. Poppies Lane 2, kami sekeluarga membeli paket perjalanan. Dengan membayar Rp 140.000/orang kami dijemput di hotel, diantar ke Pelabuhan Padang Bai, dijemput di Pelabuhan Lembar, diantar sampai Sengigi.

Bali dan Lombok jaraknya hanya sebesar kuku jari kalau lihat dari peta, perjalanan murah meriah saya dimulai dari pelabuhan Padang Bai yang ada di Bali menuju Pelabuhan Lembar di Lombok. Perjalanan dengan ferry lambat menempuh jarak "kuku jari" ini bisa membuat kuku saya habis saya gigit. Kurang lebih 4 jam saya diombang ambing diatas ferry KMP Marina Segunda. Murah sih, tiket orang dewasa hanya Rp 36.000 untuk sekali jalan (sudah termasuk dalam jasa travel), tapi saya kapok untuk jalan yg kedua kalinya.

Jika dibandingkan dengan Bali, mayoritas penduduk di Lombok memeluk agama Islam, dan masyarakat setempat mempunyai bentuk masjid yg cukup unik, kubah pada atap masjid berbentuk lonjong seperti ballpoint. Kemudian saya istirahat sebentar di Losmen Tjabe Merah yg sudah saya pesan jauh-jauh hari sebelum lanjut ke Senggigi. Untuk hal transportasi selama di Lombok, percayakan saja pada Lombok Taksi, sebuah perusahaan taksi dibawah Blue Bird Group, tarifnya pun masih relatif murah, buka pintu Rp 4.250 saja. Dari Losmen sampai Senggigi, tarifnya kira-kira Rp 25.000 jangan lupa bisa dibagi berempat :D

Urusan kuliner? tetap bagi saya makanan di Pulau Jawa tidak ada tandingannya, beberapa makanan khas Lombok yang terkenal seperti Ayam Taliwang menurut lidah Chinese saya hanya terasa lada yg buanyaak! sempat pula makan bakso, lagi-lagi rasa yang paling dominan adalah lada. Sudah, nikmati saja namanya juga liburan, yuk saya ajak main di Senggigi, pasir halus, sepi, dan bersih! serta Pura Batu Bolong yg berdekatan dengan pantai.

Istirahat dulu sebelum lanjut lagi jalan ke Gili Trawangan! dari losmen saya di daerah Ampenan, kami sekeluarga naik taksi (Rp 80.000) sampai ke pelabuhan Bangsal, sebuah pelabuhan kecil khusus untuk mengangkut barang dan penumpang dari Pulau Lombok - Gili dan sebaliknya. Ada dua rute untuk menuju ke Bangsal, lewat pinggir pantai Senggigi atau lewat daerah Pusuk. Dua-duanya punya nilai wisata yg cukup menarik. Lewat Pusuk artinya akan bertemu dengan monyet-monyet liar di pinggir jalan, sementara lewat Senggigi artinya akan bertemu pemandangan pantai yg cantik dari atas pegunungan. Karena ini jenis angkutan umum dan angkutan barang, kami berdesakan dengan barang dagangan masyarakat sekitar juga bersama turis mancanegara, enjoy aja!

Rute Pusuk

Rute Senggigi

Dari Bangsal cukup menempuh waktu kira-kira 20 menit untuk sampai ke Gili Trawangan. Gili Trawangan terkenal dengan wisata bawah lautnya, dari atas pantai pun terlihat jelas beningnya perairan di sekitar Gili Trawangan. Mayoritas penduduk disana adalah bule! mungkin lebih banyak jumlah bule ketimbang warga lokal yang saya temui. Dengan jalan sempit yang ada, transportasi utama disana adalah sepeda atau cidomo, sebutan untuk delman/andong khas dari Lombok. Kegiatan yang ditawarkan di Gili Trawangan semuanya adalah wisata bawah laut, Diving, Snorkeling, atau surfing. Mari kita tunggu laporan Ms. Complaint si pecinta diving yang juga baru kembali dari sana. :D Saya tinggal minum kopi Lombok dulu ya, silahkan manjakan mata anda dengan pemandangan di Gili Trawangan.


Puas main di pantai, esoknya saya berkunjung ke air terjun di daerah Gangga, Lombok. Jaraknya yang jauh, serta fasilitas jalan yang belum memadai membuat wisata ini kurang digemari para wisatawan, cuma ada saya dan keluarga, serta sekelompok turis mancanegara yg jumlahnya tidak lebih dari 6 orang.


Saya sudah bilang, saya kapok naik ferry untuk kembali ke Bali, jadi lebih baik naik pesawat, walau lebih mahal, tapi bisa hemat waktu perjalanan. Naik pesawat dari Bandara Internasional Selaparang di kota Mataram hanya menempuh waktu 30 menit untuk sampai di Bandara Ngurah Rai. Kembali di Bali, saya sempatkan berwisata di Bali Safari and Marine Park di daerah Gianyar.