Monday, September 13, 2010

Not Every Bad News Is A Good News

"Bad news is a good news" Ungkapan inilah yang sering kita dengar di dalam dunia jurnalistik. Ungkapan ini menjelaskan bahwa berita identiknya tercipta dari sebuah peristiwa atau kejadian yang berkonotasi negatif. Saya yang pernah mendapatkan pelajaran mengenai media, pernah membaca tulisan semacam ini; Seekor anjing menggigit manusia, itu hal biasa. Tetapi jika manusia menggigit seekor anjing, itulah berita. Paham ini bukan hanya digunakan di Indonesia saja, tetapi paham ini saya rasa sudah menjadi paham yang sifatnya global, seluruh dunia memegang paham ini. Memang tidak seratus persen berita yang dimuat adalah berita negatif, namun kenyataannya adalah proporsi pemberitaan antara berita negatif dan berita positif sangat jauh tidak seimbang.

Headline berita seperti "1.098 Kecelakaan, 243 Tewas Selama Musim Mudik" memang sebuah headline yang menarik, namun darimana ketertarikan audiens itu muncul? saya rasa hal yang membuat menarik adalah ketakutan si pembaca berita itu sendiri. Seiring dengan tradisi mudik yang dilakukan mayoritas warga Jakarta, dalam beberapa hari ini berita yang tersaji tidak jauh dari arus mudik, serta arus balik. Banyak berita yang menyajikan berita kemacetan yang terjadi, antrean yang panjang di gerbang tol, jumlah kecelakaan beserta korbannya, padatnya lokasi wisata, infrastruktur jalan yang belum maksimal, dan lainnya. Berita semacam itu memberikan rasa takut kepada mayoritas pembacanya. Takut melakukan aktivitas, dan takut keluar dari rumah. Tidak hanya dalam media cetak, demikian pula setiap media menganut paham diatas. Cukup besar keyakinan saya bahwa banyak diantara anda yang sering mendengar nasihat dari orang tua seperti; "Jangan lewat Gedung DPR, banyak demo disana" atau "Jangan pergi ke mall dulu, masih rawan di-bom."

Sebenarnya banyak hal positif yang juga tidak kalah menarik di dalam sebuah berita negatif. Misalnya saja seperti banyaknya kendaraan yang antre di pintu tol menyebabkan kemacetan, di sisi lain, banyaknya kendaraan mengindikasikan adanya peningkatan pendapatan bagi PT Jasa Marga. Peningkatan pendapatan tersebut tentu akan meningkatkan pendapatan pemerintah agar dapat mengurangi beban utang luar negeri yang mencapai ratusan triliun Rupiah. Begitu pula dengan ramainya pengunjung yang memadati objek wisata, barangkali menjadi berkah bagi para pedangan yang berada di sekitar objek wisata. Mungkin saja ada pedagang yang pada hari biasa hanya bisa memperoleh dua puluh ribu Rupiah per hari, belum dipotong dengan uang makan, yang jika dihitung-hitung ia hanya mendapat bersih sekitar lima ribu Rupiah saja. Dengan ramainya pengunjung, secara tidak langsung, pengunjung membantu mensejahterakan kehidupan para pedagang kecil seperti ilustrasi sebelumnya.

Berita-berita positif yang cukup sering kita dengar adalah kesuksesan anak-anak bangsa dalam olimpiade fisika, atau matematika. Namun, proporsinya sangat kecil dibandingkan dengan berita negatif. Mungkin juga ada beberapa diantara anda yang belum mengetahui bahwa di tahun 2010 Indonesia kembali mencapai swasembada beras seperti yang telah berhasil dicapai pada tahun 2009. Demikian halnya dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan kode saham JSMR, dalam semester I tahun 2010 yang membukukan pendapatan sebesar Rp 2,103 triliun atau meningkat 24 % dibandingkan pendapatan semester I 2009 sebesar Rp 1,702 triliun.

Hal yang positif dapat memacu kita untuk lebih termotivasi dalam meraih setiap cita-cita yang kita miliki, sebaliknya hal negatif akan memaksa kita untuk takut akan sesuatu hal.

Ketakutan semacam ini menimbulkan ketidaknyamanan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, terlalu banyak pikiran yang membuat kita takut akan sesuatu yang negatif akan terjadi. Bahkan mungkin saja anda akan diam dirumah sepanjang hari menghindari hal-hal negatif yang mungkin terjadi, dan lebih percaya kepada televisi anda ketimbang dunia nyata tempat anda hidup. Mungkin.

Jika dilihat lebih mendalam, media memberitakan berita negatif lebih banyak dikarenakan oleh selera audiens yang menyukai berita-berita yang negatif. Media pun tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Merubah paradigma ini akan sangat sulit dilakukan, akan lebih baik jika kita -setiap audiens- dapat berpikir kritis dalam menemukan hal positif yang tersembunyi di dalam setiap hal negatif.

No comments: